Dalam era ketika proses seleksi konten yang dilakukan oleh organisasi media massa sebelum mempublikasikannya melalui saluran komunikasi atau gatekeeping telah lama menjadi tantangan bagi para pembuat film, munculnya pemutaran film virtual telah merevolusi cara film dalam menjangkau penontonnya.
Salah satu contoh yang luar biasa dari transformasi ini adalah karya terkini dari pembuat film yang diakui oleh dunia internasional, yaitu Khyentse Norbu, yang berjudul ‘Pig at the Crossing‘. Setelah ditolak oleh lebih dari 30 festival film, pembuat film yang juga seorang lama dari Bhutan ini memutuskan untuk melakukan penayangan perdana filmnya secara daring kepada penonton global, dan mengumumkannya melalui siaran pers tunggal untuk Amerika Utara, Pan Asia, Italia, dan Jerman.
Meskipun siaran pers dibuat hanya dalam lima hari sebelum pemutaran film, tetapi mampu menghasilkan lebih dari 45.000 impresi PR dari posting berita daring, menciptakan minat yang besar dan pemutaran perdana virtual yang sukses, dan ditonton oleh lebih dari 10.000 penonton dari seluruh dunia.
Salah satu contoh yang luar biasa dari transformasi ini adalah karya terkini dari pembuat film yang diakui oleh dunia internasional, yaitu Khyentse Norbu, yang berjudul ‘Pig at the Crossing‘. Setelah ditolak oleh lebih dari 30 festival film, pembuat film yang juga seorang lama dari Bhutan ini memutuskan untuk melakukan penayangan perdana filmnya secara daring kepada penonton global, dan mengumumkannya melalui siaran pers tunggal untuk Amerika Utara, Pan Asia, Italia, dan Jerman.
Meskipun siaran pers dibuat hanya dalam lima hari sebelum pemutaran film, tetapi mampu menghasilkan lebih dari 45.000 impresi PR dari posting berita daring, menciptakan minat yang besar dan pemutaran perdana virtual yang sukses, dan ditonton oleh lebih dari 10.000 penonton dari seluruh dunia.