Mendobrak Batasan: 'Pig at the Crossing' Karya Khyentse Norbu Tayang Perdana Secara Virtual dengan Pengakuan Global

Media OutReach Newswire - 21 May 2024
Dalam era ketika proses seleksi konten yang dilakukan oleh organisasi media massa sebelum mempublikasikannya melalui saluran komunikasi atau gatekeeping telah lama menjadi tantangan bagi para pembuat film, munculnya pemutaran film virtual telah merevolusi cara film dalam menjangkau penontonnya.

Salah satu contoh yang luar biasa dari transformasi ini adalah karya terkini dari pembuat film yang diakui oleh dunia internasional, yaitu Khyentse Norbu, yang berjudul ‘Pig at the Crossing‘. Setelah ditolak oleh lebih dari 30 festival film, pembuat film yang juga seorang lama dari Bhutan ini memutuskan untuk melakukan penayangan perdana filmnya secara daring kepada penonton global, dan mengumumkannya melalui siaran pers tunggal untuk Amerika Utara, Pan Asia, Italia, dan Jerman.

Meskipun siaran pers dibuat hanya dalam lima hari sebelum pemutaran film, tetapi mampu menghasilkan lebih dari 45.000 impresi PR dari posting berita daring, menciptakan minat yang besar dan pemutaran perdana virtual yang sukses, dan ditonton oleh lebih dari 10.000 penonton dari seluruh dunia.
Full - Pig at the Crossing Film premiere - Media OutReach Newswire

Mendobrak Batasan

Secara tradisional, industri film ditandai dengan akses yang ketat terhadap saluran distribusi, dengan festival film sebagai kesempatan emas bagi para pembuat film untuk mendapatkan eksposur dan pengakuan dari penonton yang lebih luas.

Norbu, yang belum pernah mengalami penolakan berturut-turut untuk film-filmnya sebelumnya, memperhatikan bagaimana dirinya dan timnya beralih ke rencana B dengan pemutaran perdana secara daring. Di ranah daring, visibilitas dan kesadaran adalah kunci, dan penggunaan strategis Norbu terhadap kantor berita telah menciptakan perubahan besar.
    1. Jangkauan Dunia: Dengan memanfaatkan pelayanan kantor berita, Norbu berhasil menyebarkan kabar dengan cepat kepada jaringan yang luas dari media, jurnalis, dan pemengaruh. Dalam kasus ‘Pig at the Crossing’, kabar tentang pemutaran perdana virtual mencapai sudut-sudut dunia yang sebelumnya tidak dapat dijangkau. Mulai dari Bhutan hingga Brasil, penonton menyaksikan, mendobrak batasan geografis.

    2. Visibilitas dan Kesadaran: Industri film berkembang dengan gebrakan dan antisipasi. Dengan perilisan tepat waktu oleh kantor berita secara strategis, Norbu menghasilkan gebrakan di seputar filmnya. Jurnalis mengambil cerita ini, dan media memuat berbagai artikel tentang pemutaran virtual. Hasilnya, penonton mengetahui tentang ‘Pig at the Crossing’, dan rasa keingintahuannya membesar.

    3. Keterlibatan Penonton: Distribusi kantor berita tidak hanya menyebarkan kabar, tetapi juga melibatkan penonton potensial. Melalui siaran pers menarik yang menyoroti aspek-aspek unik dari film, yaitu alur cerita, para pemain, dan pengalaman pemutaran virtual, minat dan rasa keingintahuan pun meningkat.  Penonton merasa terhubung, dan film ini menjadi lebih dari sekadar suatu film; melainkan menjadi sebuah acara.
Pig Crossing Film virtual screening - Media OutReach Newswire
‘Pig at the Crossing’ ditayangkan perdana secara virtual kepada lebih dari 10.000 penonton di seluruh dunia, meskipun telah ditolak oleh lebih dari 30 festival film.

Kekuatan Pemutaran Daring

Pemutaran perdana virtual ‘Pig at the Crossing’ menggambarkan perubahan lanskap distribusi film, menawarkan berbagai keuntungan terutama bagi pembuat film baru dan independen dengan menyamakan kedudukan dan menjangkau penonton yang lebih luas.

Sementara teater tradisional masih menjadi bagian dari pengalaman menonton, tetapi pemutaran daring menciptakan demokratisasi akses dan memungkinkan penonton untuk bergabung dari rumah mereka yang nyaman, melampaui batasan geografis. Film Norbu menjangkau penonton yang mungkin tidak pernah menghadiri pemutaran perdana tradisional di festival film.

Pemutaran film daring juga memungkinkan keterlibatan penonton yang beragam dengan film secara daring, sekaligus memperkenalkan budaya, orang, dan industri pembuatan film dari Bhutan ke dunia.

Menghebohkan Dunia

Keberhasilan Khyentse Norbu dengan ‘Pig at the Crossing’ menunjukkan bahwa distribusi melalui kantor berita bukan hanya tentang siaran pers, melainkan juga tentang pemberdayaan. 

Seperti bagaimana ‘Pig at the Crossing’ melampaui batas dengan pendekatan inovatif, perusahaan dan merek perlu menemukan cara-cara baru untuk mencapai dan menjangkau penonton yang beragam, dengan cepat dan efektif.

Tentang Pig at the Crossing (2024)
Durasi: 119 menit
Bahasa: Dzongkha & Inggris
Penulis & sutradara: Khyentse Norbu
Produksi: Norling Studios, Thimphu, Bhutan

Inti sari cerita:
Setelah seorang pemuda tiba-tiba meninggal dalam kecelakaan, dia bergulat dengan dunia yang tak dikenal antara kematian dan kelahiran kembali.

Sinopsis:
DOLOM, 29 tahun, seorang kreator YouTube yang penuh semangat dan baru saja diangkat sebagai guru sekolah di Bhutan, melakukan hubungan cinta satu malam dengan seorang perempuan yang sudah menikah, DEKI, 32 tahun. Ketika Deki sadar bahwa dirinya hamil, Dolom menyusun rencana untuk menutupi perselingkuhan tersebut dan menyelamatkan reputasinya. Dalam perjalanannya untuk bertemu dengan Deki, Dolom mengalami kecelakaan sepeda motor dan terbangun di suatu dunia yang aneh dan kacau.

Perlahan-lahan, dia menyadari bahwa sebenarnya dirinya sudah meninggal dunia.  Dengan bantuan seorang pemandu misterius, Dolom menelusuri dunia di antaranya dan menghadapi masa lalunya yang penuh kisah dan konsekuensi atas tindakannya. Ketika waktu runtuh di sekitarnya, dia harus memilih untuk memperbaiki kesalahannya dan melepaskan kemelekatannya dengan dirinya yang dulu atau terjebak dan mengembara dalam keadaan seperti di antara mimpi untuk selamanya.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: www.pigcrossing.film

Previous Next

Talk to Media OutReach Newswire today

HUBUNGI KAMI SEKARANG