Studi DHL mengungkap pemuda di Indonesia merasa cemas dalam hal pencarian pekerjaan
Lebih dari 90%
pemuda yang mengikuti survei percaya bahwa mereka memiliki keterampilan berguna
yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja, tetapi hampir 90% dari mereka
merasa "cemas" tentang kemampuan mereka untuk mendapatkan kepastian dalam hal
pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan mereka
Sama dengan
rekan-rekan mereka di wilayah Asia , sebagian besar merasa bahwa COVID-19
berpengaruh pada proses pencarian pekerjaan, tetapi tetap optimis
JAKARTA, INDONESIA – Media OutReach – 15 Juli 2021 – Untuk menandai peringatan World Youth Skills Day Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun ini, Deutsche Post DHL Group (DPDHL
Group), perusahaan penyedia jasa logistik terkemuka di dunia telah
mempublikasikan beberapa temuan utama dari suatu studi perdana tentang
kecakapan kerja pemuda di Asia. Studi daring yang diadakan selama tiga minggu
tersebut menerima hampir 950 tanggapan dari pemuda di atas usia 15 tahun di Asia,
termasuk hampir 200 respons dari Indonesia. Pemuda – pemuda dari enam negara
lainnya – Kamboja, India, Malaysia, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam juga
menjadi responden yang melengkapi studi tersebut. Studi Indonesia ini dilakukan
sebagai bagian dari program GoTeach oleh DPDHL Group dengan dukungan dari
mitranya yaitu SOS Children's Villages.
Christoph Selig, Vice
President, sustainability communications and programs, DPDHL Group mengatakan,
"Ketidakpastian dan perasaan tidak aman terhadap pekerjaan muncul seiring
dengan perjuangan yang berlanjut dari sebagian besar perekonomian di wilayah
tersebut terhadap berbagai gelombang COVID-19. Sementara hal ini pasti
berdampak terhadap peta perekrutan untuk berbagai bisnis di seluruh bidang
industri, rasanya menggembirakan ketika melihat para pemuda kita mampu
mengenali tantangan-tantangan yang ada di hadapannya, tetapi tetap optimis
tentang bakat dan kemampuan mereka sendiri dalam mendapatkan pekerjaan setelah
menyelesaikan pendidikan mereka."
Studi tersebut menemukan
bahwa hampir 90% pemuda Indonesia yang menjadi responden merasa "cemas" atau
"sangat cemas" tentang kemampuan mereka untuk menemukan suatu pekerjaan, dengan
hampir 92% di antaranya mengakui bahwa pandemi COVID-19 menimbulkan dampak
terhadap proses pencarian pekerjaan. Meskipun demikian, ada kepercayaan diri
dan optimisme di kalangan pemuda ini: 9 dari 10 di antara mereka percaya bahwa
mereka siap untuk memasuki pasar dunia pekerjaan, dengan lebih dari 80% yang
menunjukkan bahwa mereka memperkirakan bisa mendapatkan pekerjaan dalam waktu
kurang dari enam bulan setelah menyelesaikan pendidikan mereka.
Ketika melakukan evaluasi
terhadap penawaran pekerjaan, lebih dari 21% pemuda Indonesia memilih "rasa
aman dalam pekerjaan" sebagai faktor yang paling penting, yang diikuti langsung
oleh "peluang untuk belajar dan menghadapi tantangan". Sementara rekan-rekan
mereka di wilayah yang sama percaya bahwa keduanya penting, tetapi ada 20% yang
merasa bahwa peluang untuk belajar dan menghadapi tantangan lebih penting
daripada rasa aman dalam pekerjaan. Tidaklah mengherankan, sekitar 28% dari
pemuda yang mengikuti survei di Indonesia, setuju dengan responden lainnyabahwa
metode tradisional seperti pemagangan paling berguna dalam membantu mereka mendapatkan
pekerjaan melalui saluran media sosial, dan rekomendasi dari mentor dan guru
juga sama-sama disebut sebagai faktor utama yang memungkinkan. Portal pekerjaan
daring tetap dianggap cocok sebagai saluran yang berguna dengan persentase
terkecil, karena kurangnya koneksi pribadi yang didapatkan dari bekerja sebagai
pekerja magang atau validasi oleh kontak.
Preferensi industri
Di Indonesia, lebih dari
30% pemuda yang mengikuti survei merasa bahwa bekerja sebagai profesional tenaga
kesehatan seperti perawat atau dokter merupakan profesi yang paling tahan
terhadap resesi. Tidak diragukan lagi, mereka telah memegang peran penting
sebagai pejuang garis depan sejak wabah global COVID-19 ini. Sementara
pekerjaan di dalam sektor pemerintah atau pendidikan masing-masing menempati
posisi kedua dan ketiga. Yang menarik, ketika ditanya apa preferensi mereka
untuk pekerjaan pertama mereka, hampir 65% pemuda Indonesia memilih
kewirausahaan – mencerminkan preferensi yang sama dengan para rekan mereka di
wilayah Asia lainnya, dimana lebih dari 20% di antara mereka memilih opsi ini.
Secara keseluruhan, pekerjaan yang berhubungan dengan sektor kewirausahaan,
pendidikan, dan perhotelan/pariwisata menempati peringkat tiga teratas yang
disukai oleh para pemuda di wilayah Asia.
"Pemuda yang baru memasuki
angkatan kerja telah menjadi saksi atas krisis yang belum pernah terjadi
sebelumnya, yang telah mempengaruhi pandangan mereka terhadap dunia kerja,"
komentar Susanne Novotny, Corporate Partnership Manager di SOS Children's
Villages. "Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan jika sebagian besar di antara
mereka merasa bahwa industri perawatan kesehatan memang tahan terhadap resesi,
tetapi sebagian besar pemuda juga mungkin lebih memilih untuk memulai usaha
mereka sendiri, agar dapat memegang kendali atas kehidupan, karier, dan nasib
mereka sendiri. Setelah semua itu, rasanya harapan meningkat ketika melihat
semangat kewirausahaan para pemuda, yang mendapatkan dukungan kuat dari
pelatihan kewirausahaan GoTeach tentang cara memulai dan menjalankan bisnis
mereka sendiri."
Keterampilan penting untuk dunia kerja
Selain keterampilan teknis
dan kejuruan, responden Indonesia menganggap keterampilan interpersonal dan
bahasa sama pentingnya, dibuktikan dengan sepertiga responden yang memilih masing
- masing keterampilan tersebut. Rekan mereka di negara Asia lainnya juga
menyebutkan semua ini sebagai keterampilan yang paling penting, yang akan
mendukung mereka dalam perjalanan pencarian pekerjaan.
Ditetapkan oleh Majelis Umum pada tahun 2014, World Youth Skills Day merupakan
peluang bagi pemuda, institusi pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan
(technical and vocational education and training/TVET), serta pemangku
kepentingan sektor publik dan swasta, untuk memberikan pengakuan dan merayakan
pentingnya melengkapi pemuda dengan berbagai keterampilan untuk
ketenagakerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Tema tahun ini adalah
"Keterampilan untuk pemuda yang tangguh".
Sebagai inisiatif di bidang
Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) atau Environment, Social and
Governance (ESG) yang dilakukan sejak tahun 2009, GoTeach berupaya meningkatkan
kecakapan kerja para pemuda, terutama mereka yang berasal dari latar belakang
sosio-ekonomi yang kurang beruntung akibat keresahan sosial, kemiskinan,
dan/atau kehilangan keluarga.
Hingga saat ini, para
relawan dari seluruh DPDHL Group yang terdapat di 60 negara telah melakukan
kontribusi berupa waktu dan upaya mereka untuk bekerja bersama para pemuda
dalam program ini. Di Asia Pasifik, lebih dari 600 relawan DHL melakukan
beberapa inisiatif pada tahun 2020, termasuk memberikan bimbingan, pelatihan
keterampilan pekerjaan, penulisan daftar riwayat hidup, pemagangan, dan kamp
pemuda, untuk kepentingan para pemuda di seluruh wilayah ini.
Catatan untuk
editor:
Silakan mengacu pada infografik terlampir untuk
temuan lengkap dari studi yang dilakukan terhadap 950 pemuda di seluruh Asia.
Untuk lebih banyak kisah tentang program dan pendekatan DHL yang berkelanjutan,
termasuk GoTeach, silakan kunjungi Logistics of
Things.
Penerbit bertanggung jawab penuh atas isi pengumuman ini
DHL – Perusahaan logistik untuk dunia
DHL adalah merek global
terkemuka dalam industri logistik. Divisi DHL kami menawarkan berbagai
portofolio layanan logistik yang tidak ada bandingannya, yang berkisar dari
pengiriman paket nasional dan internasional, solusi pengiriman dan pemenuhan
perdagangan elektronik, pengiriman ekspres internasional, transportasi darat,
udara, dan lautan, hingga manajemen rantai suplai industrial. Dengan sekitar
400.000 karyawan di lebih dari 200 negara dan wilayah di seluruh dunia, DHL
menghubungkan orang-orang dan bisnis dengan aman dan andal, sehingga
memungkinkan alur perdagangan global yang berkelanjutan. Dengan solusi khusus
untuk pasar dan industri yang sedang bertumbuh termasuk teknologi, ilmu hayati
dan perawatan kesehatan, rekayasa, manufaktur & energi, penggunaan otomobil
dan retail, DHL menempati posisi sebagai "Perusahaan logistik untuk dunia"
dengan meyakinkan.
DHL adalah bagian dari Deutsche Post DHL Group. Group tersebut telah
menghasilkan pendapatan lebih dari 66 miliar Euro pada tahun 2020. Dengan
praktik bisnis yang berkelanjutan dan komitmen terhadap masyarakat dan
lingkungan, Group memberikan kontribusi yang positif terhadap dunia. Deutsche
Post DHL Group bertujuan untuk mewujudkan logistik nol emisi pada tahun 2050.